Seni Rupa di Hidup Gue
Buat gue, seni rupa adalah seni yang berhubungan dengan gambar dan kawan-kawannya. Waktu gue masih kecil, gue very interested sama yang namanya lukisan atau apapun yang ada gambarnya, gue suka buku cerita yang ada gambarnya, gue suka buku mewarnai, gue suka lukisan di pinggir jalan, pokoknya whatever yang ada gambarnya, gue suka.
Berawal dari rasa suka gue itu, gue jadi berusaha buat nyiptain karya gue sendiri. Gue sering coret-coret kertas kosong buat digambarin, gue sering ngabisin stok pensil warna cuma buat gambar, gue sering gambar sesuatu secara berulang-ulang, gak ada bosennya deh gue pokoknya sama gambar, walaupun gambar yang gue buat enggak bagus-bagus amat. Gue yang waktu itu masih kecil, berpikiran kalau its okay lah gambar lo sekarang jelek, mungkin someday its will be better, gue berpikiran bahwa kelak gue pasti bisa buat gambar yang bagus.
Tapi ternyata pikiran masa kecil gue salah, salah banget.
Seni rupa is not my passion, mungkin bisa dibilang kayak gitu.
Seiring berjalannya waktu gue makin males untuk nggambar, apapun itu. Makin lama gue makin sadar kalau gambaran gue nggak akan bagus kayak punya seniman-seniman. Awalnya yang gue rajin ikut lomba gambar—walaupun kalah mulu—jadi males buat ikut gitu-gituan. Gue lama-lama jadi ngerasa kalau ini tuh bukan jalan gue.
This is not my path. This is not me.
Sejak itu gue meninggalkan segala gambar dan kawan-kawannya. Setiap kali gue ketemu sama pelajaran seni rupa, gue bete, setiap kali gue denger bel dan gue tau kalau pelajaran selanjutnya bakalan seni rupa, gue udah males duluan. Rasa suka gue berubah jadi mengerikan.
The stuff you like the most can be the worst heart breaker.
Mungkin itu yang mewakili segala gundah yang ada dipikiran gue waktu itu.
Berawal dari rasa suka gue itu, gue jadi berusaha buat nyiptain karya gue sendiri. Gue sering coret-coret kertas kosong buat digambarin, gue sering ngabisin stok pensil warna cuma buat gambar, gue sering gambar sesuatu secara berulang-ulang, gak ada bosennya deh gue pokoknya sama gambar, walaupun gambar yang gue buat enggak bagus-bagus amat. Gue yang waktu itu masih kecil, berpikiran kalau its okay lah gambar lo sekarang jelek, mungkin someday its will be better, gue berpikiran bahwa kelak gue pasti bisa buat gambar yang bagus.
Tapi ternyata pikiran masa kecil gue salah, salah banget.
Seni rupa is not my passion, mungkin bisa dibilang kayak gitu.
Seiring berjalannya waktu gue makin males untuk nggambar, apapun itu. Makin lama gue makin sadar kalau gambaran gue nggak akan bagus kayak punya seniman-seniman. Awalnya yang gue rajin ikut lomba gambar—walaupun kalah mulu—jadi males buat ikut gitu-gituan. Gue lama-lama jadi ngerasa kalau ini tuh bukan jalan gue.
This is not my path. This is not me.
Sejak itu gue meninggalkan segala gambar dan kawan-kawannya. Setiap kali gue ketemu sama pelajaran seni rupa, gue bete, setiap kali gue denger bel dan gue tau kalau pelajaran selanjutnya bakalan seni rupa, gue udah males duluan. Rasa suka gue berubah jadi mengerikan.
The stuff you like the most can be the worst heart breaker.
Mungkin itu yang mewakili segala gundah yang ada dipikiran gue waktu itu.
Komentar
Posting Komentar
Show your manners, no rude comment, please. Thank you,